Minggu, 09 November 2014

Analisis puisi "itu sampah atau apa?" pada bait ke 5

Di istana presiden apakah ada sampah?
Siang itu aku mencoba masuk
Dan aku telusuri setiap sudutnya
Ternyata!

Di tempat kedudukan tertinggi di mata masyarakat
ternyata banyak terdapat sampah yang tersembunyi
atau kasus kasua seperti korupsi dan lain-lain

Nama Kelompok:
1. Fatimah
2. Mariya Ulfa
3. Putri Lailatul C
4. Viranda Oktani P
"JANGAN KAU RACUNI AKU"

Kau racuni aku dengan kata-katamu
Seperti kau memberi kecubung kepadaku
Janji manis yang selalu terucap
Dari perkalian kata yang terlontar

Selalu saja kau membuatku kecanduan
Dari obat penenang pemberianmu
Meski aku sudah tahu itu sangat berbahaya
Tetap saja aku merasa ketagihan

Kau sudah meracuni pikiranku
Hingga ku tak bisa berpaling darimu
Tapi apa balasanmu?
Kau buang aku jauh kedasar jurang terdalam

Itu semua hanya pemberian palsu
Yang membuat aku tidak bisa memaafkanmu
Aku ingin melupakan semua
Tentang kenangan dan rasa yang kau berikan

Sabtu, 25 Oktober 2014


SEPISAUPI - SUTARDJI CALZOUM BAHRI (1973)
 

sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya ke dalam nyanyi

Parafrasenya :
Sepisau luka sepisau duri merupakan bentuk luka yang yang teramat sangat yang pernah dialami, penggambaran dari dosa yang telah dilakukan dan membuat penyesalan yang mendalam,kerena dosa yang telah dilakukan membuat perenungan dalam kesendirian, ketika kesendirian itu yang dirasakan hanyalah penyesalan sepisaupa sepisaupi pelukisan akan pisau dan sepi seolah-olah kesendirian yang menyakitkan, sepisapanya sepikau sepi disini takadalagi sapaan kerena kesepian yang telah dialami, sepisaupa sepisaupi pengulangan kata ini adalah penguatan tentang kesepian, sepikul diri keranjang duri adalah siksaan kesepian yang dialami sendiri dan harus ditanggung olehnya tanpa seorangpun yang membantu, sepisaupa sepisaupi penguatan kesepian yang dialami terulang-ulang sampai akhir yang selalu mendramatisir kisah kesendirian ini, sampai pisauNya ke dalam nyanyi kesedihan akan kesepian selalu menghantui diri selamanya seakan-akan irama kesepian bagai lagu dalam hati.


Ciri-ciri puisi Sepisaupi:
 1. Puisi tersebut terdiri dari kata: sepi, pisau, 
    sapa, dll
2. Ketiga kata tersebut yang mewakili penyair 
    dalam mengungkapkan perasaanya.
3. Penggabungan ketiga kata itu menjadi   
    sepisau, sepisaupi, sepisaupa. dan 
    sepisapanya.
4. Arti sepi dan pisau digabungkan menjadi 
    makna sepi seperti pisau menusuk hati.
5. Arti kata sepi digabungkan dengan sapa 
    menjadi makna sapanya dalam sepi itu 
    menusuk dalam hati.
6. Arti kata sepi degan pikul digabungkan 
    bermakna sepikul dosa, sepikul dosa itu 
    terasa berat dan sepi mencekam.
7.Dengan demikian, puisi tersebut bermaksud
   dosa itu menimbulkan derita seperti tusukan 
   duri dan pisau yang membuat sepi terasing.

Perbedaan Puisi Baru dan Kontemporer:
Puisi modern : puisi yang tidak lagi terikat dengan bait, rima, ataupun notasinya
Puisi kontemporer : puisi yang bebas dari kungkungan makna leksikal, sehingga deret kata atau kalimatnya   sering tidak bermakna leksikal

NAMA KELOMPOK:
1. Eka Arifatul Aifah
2. Fathurozi Hidayatullah
3. Mariya Ulfa
4. Putri Lailatul Chasanah


Jumat, 22 Agustus 2014




Minggu, 17 Agustus 2014


"Bu, Fathin juga pengen itu"


Perjuangan yang tak pernah terlupakan oleh negara ini. Menjadi negara Indonesia memperoleh kemerdekaan. Seorang anak berusia 6 tahun ingin juga mendapat perhatian dari ibunya. 

“Bu...aku juga pengen itu...”
“Iya sayang, kamu pengen apa?”
tiba2 anak itu ingin sekali seperti temannya yang merayakan ulang tahun. 
“Bu, aku pengen dapet kado banyak dari teman-temanku.” 
“iya sayang, insyaAllah ibu usahain.”

Anak yang bernama Fathin, dia selalu mendapat kartu undangan dari teman-temannya untuk merayakan ulang tahun. Ibunya berusaha membuat anaknya itu senang. Kebetulan ulang tahunnya sama dengan hari kemerdekaan indonesia. Pada saat hari itu juga, ibunya mempersiapkan bahan2 yang akan dibuat. Ibunya hanya bisa membuatkan tumpeng nasi kuning dan tidak bisa membelikan kue ulang tahun untuk anaknya. 

“Nak, ibu hanya bisa membuatkan ini.” 
“Yah ibu, aku kan juga pengen kuenya.”  
 “Maaf sayang, ibu cuma bisa membuatkan ini.” 
“Tapi ibu ngundang temen-temenku kan?” 
“Nggak nak, ibu cuma mengundang paman dan bibimu....”
“Nak, ingat kata ayah...yang terpenting adalah do’anya.” 
“Ya udah deh bu....”

 Setelah semua sudah disiapkan, selamatan dilaksanakan. Siang itu juga dilaksanakannya. Nasi tumpeng yang membentuk kerucut diberi lilin berangka 6, menancap diatasnya. Tamu yang datang hanyalah kerabat dekat saja. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Anak itu hanya malu-malu dan duduk diatas pangkuan ibunya. Berlanjut dengan meniup lilin. Tapi sebelum ditiup, lilin itu malah mati. Dan lilin itu dinyalakan kembali. Setelah itu, dilanjutkan pembacaan do’a. 

“Nak, gimana senang nggak?” “maaf ya sayang, ibu nggak bisa memberikan apa yang kamu inginkan.” 
“ Nggak papa kok bu...begini aja aku udah seneng, yang penting ibu selalu nemeni aku.” "Walaupun ayah lagi kerja, tapi ibu selalu ada buat aku” 
“Makasih sayang. Ingat! yang kamu butuhkan hanyalah do’a yang terbaik buat kamu.....” 
“Iya bu.....”