Rabu, 11 Februari 2015


 Kak, Kamu Butuh Waktu !

Mata terasa sayup-sayup dengan pikiran masih melayang dan terbayang mimpi semalam. Aku bergegas bergerak dari tempat yang aku sayangi. Ditemani kicauan dan suara merdu dari berbagai fauna. Aku ingin menjadi sosok wanita yang dapat menjadi pencerah dunia ini. Menyiapkan apa yang aku butuhkan. Aku tak ingin satupun yang terlupa. Membangunkan saudarapun juga tak lupa. Aku mulai membersihkan dan merias diri agar menjadi wanita yang tak dipandang sebelah mata. Sehingga aku benar-benar siap menjalani jadwal yang sudah kupersiapkan.Aku juga sudah berusaha mempersiapkan apa yang yang dibutuhkan kakakku. Pedal gas yang membuat telingaku bising terpaksa aku nyalakan agar kakakku bisa cepat-cepat keluar dari balik kamarnya. Hari itu menjadi sedikit membuatku kecewa karena sikap dan pemikiran kakakku. Aku berusaha menjadi seorang adik yang baik dan membanggakan. Tapi, kakakku dengan santainya memarahiku dengan alasan yang kurang logis. Waktu menunjukkan pukul 06.45 WIB. Tetapi, belum ada satupun batang hidung yang muncul dari balik kamar. Hingga hati ini mulai tak sabar. Ingin sekali kumakan hatinya yang tak tahu waktu. Setiap hari hampir melakukan hal yang sama. Lima menit kemudian batang hidung itupun datang.

"Kak, cepatlah ini sudah jam berapa !" lama sekali........."kataku.

Dia hanya diam dan memakai jaketnya. Tak ada satupun kata yang terlontar. 
Pukul 06.50 WIB kami berangkat. Tiba-tiba motor yang kami naiki mogok di jalan. Untung saja masih di desa kami. Kakakku turun dari motor dengan tergesa dan segera menyalakan motornya kembali. Hingga susah payah, dia masih sempat mengomeliku. Aku hanya diam dan tersenyum, mencoba menenangkan diri. Hingga akhirnya motor itu dapat menyala kembali dan kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan. Dengan kecepatan yang kencang, kakakku hanya fokus pada jalanan. Aku merasa was-was karena takut telat. Dijalan raya, pertama dia mengendarai dengan kecepatan tinggi. Lama kelamaan dia malah mengurangi kecepatannya. Aku benar-benar ingin marah dan menagis. Bikan marah karena dia tidak menambah kecepatannya, tetapi marah karena dia tidak mengerti waktu. Untung saja sampai di sekolah, masih ada sedikit pintu terbuka untuk aku masuk ke sekolahan. Guru yang ingin menutup gerbang itu menyuruhku segera bergegas masuk kekelas. Hampir saja aku terlambat.


"Cepat nak masuk ke kelas, gerbangnya akan saya tutup!" (sambil inigin menutup gerbang) kata guruku.
"Baik pak, terima kasih"(sambil lari)kataku.

Akhirnya bel masuk berbunyi. Aku masih di luar dan ingin masuk ke kelas. Aku sesegera mungkin menyiapkan diri dan dalam keadaan siap menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah selesai menyanyi, aku segera masuk ke ruang kelas untuk mengikuti pelajaran. Dadaku terasa sesak, ingin kuluapkan rasa amarahku. Aku mencoba menenangkan diri. Jam pertama adalah olahraga. Aku tidak ingin terlambat. Karena pasti aku akakan ketinggalan pelajaran dan mendapat teguran dari guru BP. Aku bisa malu dengan teman-temanku kalau aku sampai terlambat.
Aku harus bisa menghadapi kakakku yang selalu santai dan menyepelekan waktu. Aku selalu bilang kalau itu salah. Aku harus bisa menjadi adik yang baik. Karena waktu adalah hal yang dibutuhkan setiap orang untuk menjadikan dirinya disiplin Disiplin yang membuat diri seseorang memiliki pendirian yang kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar